RANGSANG EREKSI
Ereksi adalah respon yang paling bisa diamati ketika seorang pria terstimulasi secara seksual. Rangsangan yang berkaitan dengan ereksi dapat melalui berbagai jalur dan saling tumpang tindih. Rangsang visual (melihat), audio (mendengar), taktil (sentuhan) dan fungsi kognitif berupa fantasi dan memori dapat mendukung atau malah menghambat terjadinya ereksi, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Berbagai rangsang tersebut akan terintegrasi di nukleus spesifik di otak tengah dan keseimbangan yang terjadi menghasilkan sinyal pro-erctile (memicu timbulnya ereksi), ditransmisikan melalui saraf spinalis, saraf pelvic, saraf kavernus yang berjalan di sisi kelenjar prostat dan akhirnya bekerja merelaksasikan vasa darah di corpora cavernosa (jaringan erektile)
PERUBAHAN PENIS SAAT EREKSI
Ketika penis dalam keadaan ereksi, volume darah yang mengisi trabekula, sinus-sinus dalam jaringan erektil bisa meningkat sampai 8 kali dari kondisi tidak ereksi (flaccid). Hal ini terjadi karena aliran darah yang menuju penis melalui arteri lebih banyak dari pada yang meninggalkan penis melalui vena yang berada di bawah tunica albuginea. Saat ereksi, vena tersebut menjadi tertekan karena pembesaran ukuran penis (terkompresi) sehingga seakan-akan darah "terjebak" dalam jaringan erektil penis. Akibatnya penis terisi maksimal dan makin keras. Hal ini disebut mekanisme veno-oklusif (veno occlusif mechanism).
PROSES EREKSI PENIS
Ereksi melibatkan proses relaksasi jaringan erektil yang dipengaruhi oleh keseimbangan tonus simpatis dan parasimpatis serta peran penting dari non adrenergic non cholinergic (NANC). Stimulasi simpatis akan bersifat kontriksi di vasa dan otot polos jaringan erektil, sedangkan parasimpatis sebaliknya. NANC terkait dengan produksi agen relaksan otot polos yaitu nitrit okside (NO). NO diproduksi oleh akhiran saraf NANC dan endotel vaskuler (eNO).
Peran sistem saraf otonom
Sistem saraf pusat berperan penting dalam mempertahankan ereksi normal dan fungsi seksual yang memadai. Sinyal-sinyal dari otak akan dihantarkan ke jaringan erektil via saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).
Peran sistem NANC
NO akan menyebabkan serangkain perubahan enzimatis yang menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi proses ereksi. Secara lebih rinci, NO menyebabkan peningkatan produksi enzim cyclic guanosin monophospat (cGMP) yang menurunkan kadar kalsium intrasel sehingga relaksasi otot polos terjadi. cGMP ini tidak terus menerus ada karena selanjutnya akan dipecah oleh enzim phosphodiesterase 5 (PDE 5).
Sumber text dan gambar: Blog ED
PROSES EREKSI PENIS
Ereksi melibatkan proses relaksasi jaringan erektil yang dipengaruhi oleh keseimbangan tonus simpatis dan parasimpatis serta peran penting dari non adrenergic non cholinergic (NANC). Stimulasi simpatis akan bersifat kontriksi di vasa dan otot polos jaringan erektil, sedangkan parasimpatis sebaliknya. NANC terkait dengan produksi agen relaksan otot polos yaitu nitrit okside (NO). NO diproduksi oleh akhiran saraf NANC dan endotel vaskuler (eNO).
Peran sistem saraf otonom
Sistem saraf pusat berperan penting dalam mempertahankan ereksi normal dan fungsi seksual yang memadai. Sinyal-sinyal dari otak akan dihantarkan ke jaringan erektil via saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).
Peran sistem NANC
NO akan menyebabkan serangkain perubahan enzimatis yang menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi proses ereksi. Secara lebih rinci, NO menyebabkan peningkatan produksi enzim cyclic guanosin monophospat (cGMP) yang menurunkan kadar kalsium intrasel sehingga relaksasi otot polos terjadi. cGMP ini tidak terus menerus ada karena selanjutnya akan dipecah oleh enzim phosphodiesterase 5 (PDE 5).
Sumber text dan gambar: Blog ED
0 Response to "Mekanisme Ereksi (Part 2)"
Post a Comment