Hormon Testosteron pada pria sebenarnya sudah berfungsi sejak lahir yaitu penentuan jenis kelamin saat dalam kandungan dan proses turunnya testis (descendensus testis) dari rongga abdomen ke skrotum. Selanjutnya, hormon ini memegang peranan penting dalam kekhasan struktur dan metabolisme tubuh pada pria. Fungsi dan efek testosteron paling mudah diamati saat usia pubertas, ketika terjadi berbagai perubahan tubuh pria karena peningkatan kadar hormon.
Perkembangan organ seksual pria
Testosteron menyebabkan bertambahnya ukuran penis, skrotum dan testis bahkan sampai delapan kali lebih besar. Pertumbuhan dan perkembangan ini terjadi pada usia sebelum 20 tahun.
Distribusi rambut tubuh
Testosteron menyebabkan tumbuhnya rambut pubis, pola rambut dari pubis ke atas sampai pusat (umbilikus), rambut di wajah, dada dan bagian lain tubuh seperti punggung (jarang). Testosteron juga menyebabkan rambut yang tumbuh di berbagai bagian tubuh menjadi lebih tebal (prolific).
Kebotakan Pria
Testosteron menghambat pertumbuhan rambut pada puncak kepala. Kadar testosteron yang tinggi menyebabkan kebotakan khas pria (androgenetic alopecia). Mengapa tidak semua pria botak? Hal ini disebabkan terjadinya kebotakan khas pria dipengaruhi oleh adanya 2 faktor utama yaitu faktor genetik kebotakan dan tingginya kadar testosteron.
Perubahan suara
Ketika usia pubertas, terjadi hipertrofi mukosa laring dan penebalan laring. Suara pada awalnya akan terdengar "pecah" karena transisi dari anak-anak, namun kemudian akan berubah stabil menjadi suara pria dewasa.
Penebalan kulit dan timbulnya jerawat
Testosteron menyebabkan penebalan kulit dan peningkatan sekresi kelenjar lemak yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat. Hal ini terutama terjadi di awal usia puber. Setelah beberapa tahun terpapar tingginya testosteron, kulit akan beradaptasi sehingga tidak lagi banyak jerawat pada usia dewasa.
Peningkatan pembentukan protein tubuh dan pembentukan otot
Testosteron akan meningkatkan pembentukan protein struktural tubuh di berbagai bagian tubuh pria termasuk laring dan jaringan otot. Penambahan massa otot ini sangat signifikan sehingga pada laki-laki mengandung 50% lebih banyak otot tubuh dibanding wanita. Efek peningkatan sintesis otot ini membuat testosteron banyak disalahgunakan oleh atlet untuk meningkatkan kekuatan dan penampilan otot. Efek jangka panjanglah yang seringkali berdampak negatif.
Peningkatan matriks tulang dan retensi kalsium
Tetosteron dengan efek anaboliknya meningkatkan deposisi kalsium di tulang dan meningkatkan ukuran matriks tulang. Hal ini menyebabkan peningkatan massa dan ukuran tulang termasuk tulang vertevra dan tungkai. Sesuatu yang dapat dilihat dengan mudah yaitu pertambahan tinggi tubuh dan pembentukan panggul khas pria. Walaupun begitu testosteron juga meningkatkan kecepatan penutupan epifisis tulang. Hal ini akan membatasi pertumbuhan memanjang dari tulang. Jadi ada 2 hal penting efek testosteron terhadap tinggi badan yaitu percepatan dan juga pembatasan memanjangnya tulang.
Peningkatan Metabolisme Basal
Usia puber dan dewasa muda, testosteron yang diproduksi testis membuat metabolisme basal tubuh lebih tinggi sampai 5-10% daripada bila testis tidak aktif. Peningkatan ini berari aktivitas sel yang lebih tinggi yang lebih banyak membutuhkan energi.
Peningkatan sel darah merah'hemoglobin
Testosteron berefek menstimulasi pembentukan sel darah merah yang mengandung hemoglobin sehingga pada pria kadar hemoglobin akan lebih tinggi dari wanita. Hal ini diduga cenderung secara tidak langsung via peningkatan kecepatan metabolisme tubuh daripada efek langsung testosteron di sumsum tulang.
Peningkatan volume cairan tubuh
Pada usia pubertas terjadi peningkatan komposisi cairan darah dan ekstraseluler sampai 5-10% dibanding sebelumnya. Testosteron mempunyai efek retensi natrium dan air di tubulus ginjal, walaupun secara penelitian efeknya hanya kecil.
0 Response to "Fungsi dan Efek Testosteron"
Post a Comment