Ada anggapan bahwa yang paling penting adalah ukuran penis yang besar untuk dapat dikatakan "jantan" dan mampu memuaskan pasangan. Sedikit sekali yang membahas mengenai tingkat kekerasan penis sebagai indikator kualitas ereksi dan fungsi reproduksi. Sebenarnya tingkat kekerasan penis yang seperti apa yang normal? Benarkah kekerasan tidaklah penting, dan yang lebih penting adalah ukuran penis yang besar? Penis keras atau penis besar? Berikut laporan investigasinya...
Penis adalah alat vital pria yang berfungsi dalam reproduksi. Penis bertugas seperti "perantara" yang menghantarkan sperma ke dalam alat reproduksi wanita. Syaratnya tentu saja penis harus cukup keras agar dapat masuk (penetrasi) ke dalam vagina dan sehingga saat ejakulasi, sperma berada dalam rongga vagina.
Perjalanan Sperma
Misi utama sperma adalah bertemu dengan sel telur (ovum) agar dapat bersatu membentuk manusia baru (fungsi reproduksi). Sperma yang berada di mulut rahim (cervix uteri) selanjutnya masuk ke dalam rahim (uterus) dengan bantuan kontraksi rahim, gaya gravitasi atau gerakan sperma yang dapat berenang (bayangkan seperti kecebong). Jutaan sperma yang mampu hidup dan terus tanpa putus asa berenang melalui uterus akhirnya sampai di saluran tub. Nah di saluran tuba ini (biasanya di ampula) sperma akan bertemu dengan sel telur.
Penis adalah alat vital pria yang berfungsi dalam reproduksi. Penis bertugas seperti "perantara" yang menghantarkan sperma ke dalam alat reproduksi wanita. Syaratnya tentu saja penis harus cukup keras agar dapat masuk (penetrasi) ke dalam vagina dan sehingga saat ejakulasi, sperma berada dalam rongga vagina.
Perjalanan Sperma
Misi utama sperma adalah bertemu dengan sel telur (ovum) agar dapat bersatu membentuk manusia baru (fungsi reproduksi). Sperma yang berada di mulut rahim (cervix uteri) selanjutnya masuk ke dalam rahim (uterus) dengan bantuan kontraksi rahim, gaya gravitasi atau gerakan sperma yang dapat berenang (bayangkan seperti kecebong). Jutaan sperma yang mampu hidup dan terus tanpa putus asa berenang melalui uterus akhirnya sampai di saluran tub. Nah di saluran tuba ini (biasanya di ampula) sperma akan bertemu dengan sel telur.
Penis Keras
Penis keras optimal akan berfungsi sebagai "penghantar" sperma yang mempermudah misi sperma untuk bertemu ovum. Bila kurang keras akan dapat mengganggu proses penetrasi ke dalam vagina. Padahal untuk bisa terjadi pembuahan proses awal ini harus berjalan dengan lancar. Selain dibutuhkan untuk penetrasi, beberapa penelitian juga menghubungkan tingkat kekerasan penis dengan kepuasan seksual. Ternyata terdapat korelasi dimana semakin keras penis semakin tinggi tingkat kepuasan seksual baik dari sisi pria atau wanita. Kalau di logika terbalik maka penis yang kurang keras akan kurang mampu memuaskan pasangan ketika berhubungan seksual. Tingkat kekerasan penis secara sederhana dapat dinilai dengan Erection Hardness Score (EHS).
Erection Hardness Score (EHS)
Tingkat kekerasan penis saat ereksi digolongkan menjadi 4 tingkat. Ereksi penis yang tidak cukup keras berada dalam rentang 1-3, sedangkan ereksi penis yang optimal adalah yang mencapai skor 4. Cara penilaiannya adalah penis dalam keadaan ereksi maksimal dibandingkan dengan deskripsi berikut:
Skor 1
Penis lebih besar dari kondisi tidak ereksi (flacid) namun lembek. Konsistensi kekerasan seperti tahu atau tape. Penis tidak dapat penetrasi ke dalam vagina. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi berat.
Skor 2
Penis lebih besar dari kondisi flacid, keras namun masih kurang keras untuk penetrasi. Konsistensi kekerasan seperti pisang yang sudah dikupas kulitnya. Terjadi kesulitan penetrasi ke dalam vagina. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi sedang.
Skor 3
Penis lebih besar dari kondisi flacid, cukup keras untuk dapat penetrasi namun belum maksimal kekerasannya. Konsistensi kekerasan seperti pisang yang masih ada kulitnya. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi ringan.
Skor 4
Penis lebih besar dari kondisi flacid, keras maksimal dan tentu saja mudah untuk penetrasi. Konsistensi seperti buah timun. Penis berada dalam kondisi optimal untuk fungsi penetrasi dan kepuasan seksual.
Penis Keras vs Penis Besar
Secara fungsional, penis harus optimal kerasnya agar dapat mudah terjadi penetrasi dan memuaskan pasangan. Penis yang keras menggambarkan status kesehatan pemiliknya. Penis yang keras berarti aliran darah, pengaturan saraf, otot polos dan fungsi organ dalam kondisi bugar (mengenai mekanisme ereksi, klik disini). Jadi, usaha menjaga atau meningkatkan kekerasan penis sama halnya dengan usaha menjaga kesehatan, vitalitas dan fungsi organ-organ tubuh pria secara umum. Misalnya dengan tidak merokok, makan yang bergizi, cukup istirahat dan olahraga yang teratur. Lalu, lebih penting mana dengan ukuran penis? Penis keras atau penis besar? Tentu saja penis keras optimal lebih penting dibanding penis besar. Penis besar tetapi lembek sama saja mengganggu penetrasi dan mengurangi kepuasan seksual pasangan. Dari referensi jurnal, yang disebut micropenis pada usia sudah dewasa dan memerlukan intervensi adalah penis ereksi kurang dari 9 cm. Jadi, ukuran penis minimal dalam keadaan ereksi yang dapat berfungsi baik adalah 9 cm (ini aja pada orang barat lho). Kalau sudah lebih dari 9 cm saat ereksi dan dapat keras dengan optimal maka akan dapat memberikan kepuasan seksual.
CMIW ya...
Sumber: Medscape
Erection Hardness Score (EHS)
Tingkat kekerasan penis saat ereksi digolongkan menjadi 4 tingkat. Ereksi penis yang tidak cukup keras berada dalam rentang 1-3, sedangkan ereksi penis yang optimal adalah yang mencapai skor 4. Cara penilaiannya adalah penis dalam keadaan ereksi maksimal dibandingkan dengan deskripsi berikut:
Skor 1
Penis lebih besar dari kondisi tidak ereksi (flacid) namun lembek. Konsistensi kekerasan seperti tahu atau tape. Penis tidak dapat penetrasi ke dalam vagina. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi berat.
Skor 2
Penis lebih besar dari kondisi flacid, keras namun masih kurang keras untuk penetrasi. Konsistensi kekerasan seperti pisang yang sudah dikupas kulitnya. Terjadi kesulitan penetrasi ke dalam vagina. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi sedang.
Skor 3
Penis lebih besar dari kondisi flacid, cukup keras untuk dapat penetrasi namun belum maksimal kekerasannya. Konsistensi kekerasan seperti pisang yang masih ada kulitnya. Penis yang ereksi pada kondisi ini digolongkan pada disfungsi ereksi ringan.
Skor 4
Penis lebih besar dari kondisi flacid, keras maksimal dan tentu saja mudah untuk penetrasi. Konsistensi seperti buah timun. Penis berada dalam kondisi optimal untuk fungsi penetrasi dan kepuasan seksual.
Penis Keras vs Penis Besar
Secara fungsional, penis harus optimal kerasnya agar dapat mudah terjadi penetrasi dan memuaskan pasangan. Penis yang keras menggambarkan status kesehatan pemiliknya. Penis yang keras berarti aliran darah, pengaturan saraf, otot polos dan fungsi organ dalam kondisi bugar (mengenai mekanisme ereksi, klik disini). Jadi, usaha menjaga atau meningkatkan kekerasan penis sama halnya dengan usaha menjaga kesehatan, vitalitas dan fungsi organ-organ tubuh pria secara umum. Misalnya dengan tidak merokok, makan yang bergizi, cukup istirahat dan olahraga yang teratur. Lalu, lebih penting mana dengan ukuran penis? Penis keras atau penis besar? Tentu saja penis keras optimal lebih penting dibanding penis besar. Penis besar tetapi lembek sama saja mengganggu penetrasi dan mengurangi kepuasan seksual pasangan. Dari referensi jurnal, yang disebut micropenis pada usia sudah dewasa dan memerlukan intervensi adalah penis ereksi kurang dari 9 cm. Jadi, ukuran penis minimal dalam keadaan ereksi yang dapat berfungsi baik adalah 9 cm (ini aja pada orang barat lho). Kalau sudah lebih dari 9 cm saat ereksi dan dapat keras dengan optimal maka akan dapat memberikan kepuasan seksual.
CMIW ya...
Sumber: Medscape
0 Response to "Penis keras atau penis besar?"
Post a Comment